Pendidikan sejatinya memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dilatihkan kepada siswa sehingga selesainya para siswa menuntut pendidikan maka akan memiliki ketiga ranah tersebut.
Di dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan saja. Namun juga menanamkan sikap budi pekerti.
Dengan segala pelatihan yang diterima di sekolah, sikap tersebut dibelajarkan oleh guru dengan berbagai metode.
Sebagai guru yang profesional pasti akan selalu menemui masalah di dalam praktek mengajarnya.
Temuan-temuan tersebut kadang ada yang dirasakan oleh guru dan ada juga yang membeiarkan begitu saja.
Guru sejati pasti akan selalu merasakan segala masalah pada kelas yang diampunya. Masalah ini akan dipecahan oleh guru tersebut.
Inilah yang akan menjadi sebagai cikal bakal guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan kelas.
Masalah yang dihadapi guru sangat kompleks, mulai dari :
- Masalah kemampuan siswa di dalam pembelajaran dan memahami materi.
- Sikap siswa di dalam pembelajaran yang kurang aktif.
- Sikap siswa di dalam keseharian di sekolah
- Bagaimana perilaku siswa dalam menyelesaikan segala tugas yang diberikan oleh guru, dan masih banyak lagi masalah-masalah yang dihadapi guru di sekolah.
Semua masalah tersebut tentunya akan diatasi oleh guru, jika guru tersebut mau dan sadar untuk menyelesaikan masalah. Sayangya tidak semua guru menyadari hal tersebut.
Salah satu masalah yang banyak di alami oleh para guru adalam masalah siswa yang malas bersekolah.
Mengapa masalah siswa malas ke sekolah bisa terjadi?
Bila kita lihat kembali apa yang menyebabkan masalah siswa menjadi malas ke sekolah, perlu di tinjau dari faktor keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar.
Penyebab malas bersekolah dari faktor keluarga, antara lain :
- Kurangnya perhatian orang tua kepada siswa. Ini bisa terjadi bila orang tua tidak memperhatikan bagaimana perkembangan pendidikan sang anak. Orang tua yang sibuk dengan aktifitas jarang sekali mempeSrhatikan bagaimana perkembangan anaknya. Jika hanya sekedar memberikan bekal sekolah maka anak akan lebih cenderung melakukan kegiatan yang nyaman bagi mereka.
- Keluarga yang broken home.
- Kekerasan fisik pada anak
- Eksploitasi anak. Misalnya ada keluarga yang karena keterbatasan ekonomi, dengan terpaksa harus melibatkan sang anak untuk ikut bekerja.
Penyebab malasnya siswa bersekolah dilihat dari lingkungan masyarakat,
- Jauhnya akses menuju sekolah
- Jumlah sekolah yang terbatas
- Banyaknya anak yang usia sekolah di masyarakat tertentu yang tidak bersekolah
Penyebab malasnya siswa bersekolah dilihat dari kegiatan di sekolah, antara lain :
- Kegiatan pembelajaran yang begitu berat.
- Guru yang kurang bisa memberikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
- Adanya sikap beberapa siswa yang mungkin melakukan kekerasan dan tidak di ketahui oleh pihak sekolah.
- Tugas yang diberikan oleh guru di sekolah yang dipandang terlalu berat.
Menyikapi masalah siswa malas ke sekolah dari faktor sekolah
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa masalah siswa malas ke sekolah tidak bisa hanya kita lihat dari faktor dalam diri siswa. Namun, faktor dari luar diri seperti sekolah juga bisa mempengaruhi siswa malas ke sekolah.
Mengetahui keadaan ini, sudah seharusnya kita sebagai pendidik berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Adapun beberapa alternatif cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut diantaranya:
(1) Berikan siswa anda pengalaman belajar yang menyenangkan
apapun yang dilakukan dengan suasana yang menyenangkan pasti akan terasa beda.
Anda akan lebih mnyukainya dan akan berusaha terus mengulangi untuk melakukannya. Bahkan apabila sudah sangat menyukai, sehari saja tidak mendapatkannya maka akan terasa ada yang kurang. Nah, jika anda sebagai guru yang profesional maka harus mampu melakukan hal ini.
Jadi, dengan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, secara otomatis siswa anda akan merasa tertarik untuk ingin selalu datang ke sekolah. Kalau sudah demikian, apakah anda akan merasa khawatir jika mereka tidak akan datang kesekolah? Saya rasa tanpa disuruh oleh orang tua, siswa tersebut akan datang dengan niat sendiri ke sekolah dan haus akan pengalaman yang akan anda berikan.
(2) Perhatikan jumlah pekerjaan rumah dengan kemampuan anak
Anak juga adalah manusia yang masih berkembang.
Tentunya mereka juga membutuhkan kegiatan selain dari belajar di atas meja.
Mereka juga ingin mengenal lingkungan dan kegiatan bermain bersama teman-teman mereka.
Adanya pekerjaan rumah mungkin sudah merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh siswa, tentunya ada alasan yang menjadi dasar mengapa guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Salah satunya adalah agar siswa bisa mengulang kembali materi pelajaran yang sudah dipelajarinya di sekolah.
Baca juga : Alasan Kenapa Guru Memberikan PR Kepada Siswa
Jadi, anda sebagai guru ibaratnya adalah pelayan bagi anak didik anda.
Memfasilitasi mereka dalam belajar sehingga menemukan kesuksesan dalam belajar.
(3) Berikan penguatan saat mereka sukses mengerjakan tugas yang anda berikan
Anak juga butuh dihargai atas segala usaha yang sudah mereka lakukan.
Kita sebagai guru mestinya bisa menghargai hal tersebut. Sekecil apapun perubahan yang bisa dilakukan oleh siswa anda, maka hargailah mereka.
Anda bisa memberikan berbagai penguatan. Mungkin dengan senyuman, ucapan (hebat, bagus, kamu keren) atau bisa saja anda memberikan hadiah kepadanya.
Dengan cara ini anak akan merasa lebih termotivasi, daripada anda mengatakan "kamu payah, kamu malas, mana PR Mu ! "
Berikan tutur kata yang lemah lembut.
Menjadi guru, apalagi guru SD harus bisa memiliki kesabaran yang panjang dan luas.
(4) Bekerjasama dengan orang tua siswa
Tanggung jawab akan pendidikan tidak hanya terletak pada guru saja.
Orang tua siswa di rumah juga berperan di dalam mensukseskan pendidikan terutama bagi anak-anak mereka.
di sekolah, guru hanya bisa memberikan dan pengawasan kepada siswa tidak lebih dari 7 jam. Selebihnya orang tualah yang punya wewenang di rumah untuk selalu mendidik buah hati mereka.
Malakukan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa sangatlah penting.
Dengan bersinerginya kedua pelaku pendidikan ini, maka apa yang menjadi tujuan pendidikan bisa diwujudkan secara maksimal.
Demikian tulisan singkat kali ini yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat, wasalam !
0 komentar:
Post a Comment